Sumber : (SIPSN, 2024)
TIMBULAN SAMPAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2023
TIMBULAN SAMPAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2022
TIMBULAN SAMPAH
PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2021
Berdasarkan data sampah di Sulawesi Tengah untuk tahun 2021, 2022, dan 2023, rata-rata timbulan sampah harian dan tahunan menunjukkan variasi yang signifikan. Pada tahun 2021, rata-rata sampah harian mencapai sekitar 139,68 ton, dengan timbulan sampah tahunan rata-rata sebesar 50.982,6 ton. Pada tahun berikutnya, 2022, terjadi penurunan rata-rata sampah harian menjadi 123,32 ton per hari, dengan timbulan tahunan rata-rata sekitar 45.010,3 ton. Tren penurunan ini berlanjut pada tahun 2023, di mana rata-rata sampah harian berada di angka 117,18 ton, dan sampah tahunan rata-rata mencapai 42.771,5 ton.
Penurunan rata-rata sampah ini bisa menjadi indikasi dari upaya pengelolaan sampah yang lebih baik di Sulawesi Tengah, meskipun masih ada tantangan besar terkait dengan sampah laut dan dampaknya terhadap ekosistem di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Tingginya volume sampah di wilayah pesisir seperti Banggai Laut dan Banggai Kepulauan, di mana pembuangan sampah ke laut dapat terjadi, tetap menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, meskipun tren rata-rata menunjukkan penurunan, peningkatan kapasitas dan efektivitas pengelolaan sampah di daerah-daerah pesisir dan pulau-pulau kecil tetap menjadi prioritas untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Berdasarkan bahan baku dari sampah plastik yang digunakan dalam produksi bahan bakar di Sulawesi Tengah, ada potensi besar untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah plastik, terutama di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Sampah plastik yang sering kali menjadi masalah utama di daerah pesisir karena sifatnya yang sulit terurai, dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif yang bermanfaat bagi masyarakat lokal. Proses pirolisis sampah plastik menjadi bahan bakar, seperti solar dan bensin, dapat menjadi solusi dalam mengurangi pencemaran laut. Limbah plastik yang dikumpulkan dari pesisir dan pulau-pulau kecil bisa diolah di pusat-pusat pengolahan lokal menjadi bahan bakar yang bisa digunakan untuk perahu nelayan atau keperluan energi masyarakat di daerah tersebut. Dengan demikian, sampah plastik yang sebelumnya menjadi ancaman bagi ekosistem laut dapat dialihkan menjadi sumber energi yang bermanfaat.
Selain itu, pendekatan ini tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah laut, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat pesisir. Masyarakat dapat dilibatkan dalam pengumpulan dan pengolahan sampah, menciptakan peluang kerja dan mendukung ekonomi lokal. Pengelolaan sampah yang terintegrasi dengan produksi bahan bakar ini menjadi salah satu solusi berkelanjutan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah pesisir Sulawesi Tengah.